Pertanyaan Besar Singuralitas Teknologi 2045: Apakah Manusia Akan Hidup Abadi atau Punah?

Lahirnya teori singuralitas teknologi (technological singurality) membawa sikap ambigu pada masa depan homo sapiens (manusia). Disatu sisi melambungkan khayalan, impian dan harapan untuk meraih keabadian, ketakterbatasan, dan akhisrnya keilahian. Disisi lain ada kekhawatiran akan ancaman kepunahan lantaran teknologi (AI / AGI) super cerdas segera mengambil alih kendali atas dunia dan melenyapkan homo sapiens. Ray Kurzweil, penulis buku Singurality is Near, When Humans Transcend Biology memprediksi di tahun 2045 sebuah komputer supercerdas akan melampaui akumulasi kecerdasan semua manusia. Di sini menjadi titik awal singuralitas, yakni ketika manusia tidak lagi bisa mengendalikan teknologi melainkan kebalikannya. Teknologi (AI/AGI) mengalami eksplovitas tak terkendali. Dalam karyanya Homo Deus, sejarawan Hebrew University Yerusalem, Yuval Noah Harari menyebut bahwa kita mungkin adalah generasi terakhir dari homo sapiens.

Mereka yang optimistisk merujuk berbagai kemajuan riset dan investasi besar-besaran untuk human immortality project. Riset dan berbagai eksperimen memperlihatkan kemajuan besar yang memberi harapan bahwa dengan bantuan teknologi manusia mengalami transcendensi melamapaui keterbatasan fisik-biologisnya sehingga menjadi ras super dengan kemungkinan hidup abadi.

Benarkah manusia bisa hidup abadi? Keabadian macam apa yang bisa dicapai, dan bagaimana implikasinya bagi manusia dalam memahamai dirinya, teknologi dan memahami realitas?
#technologicalsingurality #posthuman #homodeus #homosapiens