Apakah Tuhan yang dialami itu hanyalah produk kimiawi Otak saja? Mempertanyakan asumsi Naturalistik
Автор: LayarTEOLOGI
Загружено: 2025-06-27
Просмотров: 234
Apakah Tuhan yang dialami itu hanyalah produk kimiawi Otak saja? Mempertanyakan asumsi Naturalistik [Belajar dari John Hick]
The New Frontier of Religion and Science
Religious Experience, Neuroscience and the Transcendent - 5-7
John Hick
Identitas Pikiran/Otak?
Sumber ketiga secara khusus membahas teori identitas pikiran/otak, yang menyatakan bahwa kesadaran identik dengan aktivitas neural.
•
Masalah Mudah dan Masalah Sulit: Neurosains membedakan antara "masalah mudah" (melacak aktivitas otak terkait kesadaran) dan "masalah sulit" (memahami apa itu kesadaran dan bagaimana ia disebabkan oleh aktivitas otak). Banyak ilmuwan saraf mengakui bahwa kesadaran tetap menjadi misteri.
•
Korelasi Bukan Identitas: Teori identitas pikiran/otak mengklaim bahwa kesadaran adalah aktivitas elektrokimia otak; episode pemikiran sadar dan proses elektrokimia otak adalah peristiwa fisik yang sama. Namun, sumber ini berpendapat bahwa korelasi antara kesadaran dan aktivitas otak tidak sama dengan identitas. Bukti korelasi tidak membuktikan identitas.
•
"Begging the Question" (Mengasumsikan Jawaban): Beberapa filsuf seperti Churchland menolak introspeksi (kesadaran langsung kita akan pikiran kita sendiri) sebagai bukti bahwa pikiran berbeda dari otak, dengan alasan bahwa indra kita yang lain juga tidak mengungkapkan "bagaimana sesuatu sebenarnya". Namun, ini dianggap sebagai mengasumsikan apa yang ingin dibuktikan. Introspeksi adalah kesadaran akan isi kesadaran kita (qualia), yang tak dapat salah.
•
Kesulitan Teori Identitas:
◦
Tidak menjelaskan "bagaimana rasanya" menjadi sadar (misalnya, "bagaimana rasanya menjadi kelelawar").
◦
Keadaan mental tidak memiliki lokasi spasial, sedangkan keadaan otak memiliki.
◦
Atribut mental (misalnya, nyeri tajam) berbeda dari atribut fisik otak (otak tidak menjadi tumpul atau tajam).
◦
Analogi antara dua fenomena fisik yang sama yang dijelaskan secara berbeda (misalnya, bintang pagi dan bintang sore adalah Venus) tidak dapat diterapkan pada fenomena fisik dan mental. Pertanyaan sebenarnya adalah apakah pengalaman sadar itu sendiri adalah sesuatu yang fisik.
◦
Teori "dua atribut" (dua bahasa untuk hal yang sama) juga mengasumsikan identitas.
•
Fungsionalisme: Beberapa bentuk fungsionalisme menganggap kesadaran sebagai epifenomena (produk sampingan tanpa peran kausal), yang tidak menjelaskan apa itu kesadaran. Bentuk dualistik fungsionalisme memberikan peran kausal pada kesadaran.
•
Bukan Hipotesis Ilmiah: Teori identitas pikiran/otak bukanlah hipotesis ilmiah yang dapat dipalsukan. Tidak ada pengamatan atau eksperimen yang dapat secara definitif menyangkalnya jika salah. Ini lebih merupakan keyakinan naturalistik daripada fakta ilmiah yang mapan. Satu-satunya cara agar dapat dipalsukan adalah jika parapsikologi diakui sebagai ilmu, karena fenomena seperti persepsi ekstrasensor (telepati) tidak sesuai dengan tesis identitas.
Kesimpulannya, banyak filsuf dan ilmuwan saraf, termasuk Steven Rose, Benjamin Libet, V. S. Ramachandran, Roger Penrose, dan Antonio Damasio, mengakui bahwa sifat kesadaran tetap menjadi misteri. Bahkan filsuf materialis seperti Michael Lockwood mengakui bahwa tidak ada deskripsi aktivitas otak yang mampu menangkap apa yang khas dari kesadaran, dan bahwa keberadaan kesadaran menunjukkan keterbatasan sains fisik kontemporer. Karena teori identitas pikiran/otak sulit dipertahankan, banyak yang beralih ke epifenomenalisme.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: