Tips minum kopi bagi mahasiswa

Konsumsi kopi, melalui mekanisme aksi antagonisme non-selektif pada reseptor adenosin A1 dan A2A di sistem saraf pusat oleh alkaloid kafein, secara signifikan berperan dalam meningkatkan kewaspadaan (alertness) dan fungsi kognitif, yang menjadi fondasi bagi proses belajar.

Blokade reseptor adenosin ini menurunkan rasa lelah dan menghambat efek sedatif adenosin, sehingga meningkatkan pelepasan neurotransmiter seperti dopamin, norepinefrin, dan asetilkolin.

Peningkatan kadar neurotransmiter ini pada area otak seperti korteks prefrontal dan hippocampus berpotensi meningkatkan kapasitas memori kerja, kecepatan pemrosesan informasi, serta fokus, sehingga menciptakan kondisi neurokimiawi yang lebih optimal untuk akuisisi informasi baru.

Lebih lanjut, modulasi sistem dopaminergik oleh kafein tidak hanya meningkatkan motivasi dan suasana hati, tetapi juga memperkuat konsolidasi memori jangka panjang.

Studi neuroimaging fungsional menunjukkan bahwa konsumsi kafein dosis moderat dapat meningkatkan efisiensi aktivasi di jaringan otak yang terkait dengan perhatian berkelanjutan dan fungsi eksekutif.

Namun, respons individu terhadap kafein sangat bervariasi, yang dimoderasi oleh faktor polimorfisme genetik pada reseptor adenosin dan enzim sitokrom P450 1A2 (CYP1A2).

Oleh karena itu, meskipun kopi dapat menjadi adjuvant farmakologis yang efektif untuk meningkatkan performa kognitif selama belajar, konsumsinya perlu bersifat strategis dan personal, mengingat efek anxiogenik atau gangguan tidur yang dapat timbul pada dosis berlebih atau pada individu yang sensitif, yang justru kontraproduktif terhadap proses neuroplastisitas yang mendasari pembelajaran.

Ada istilah, sebagian besar darah yang mengalir di tubuh mahasiswa S3 mengandung kopi.

#PhD #PhDlife #PhDstudent #S3 #UGM

Twitter (x): @diyansetyaji
Instagram: @diyansetyaji
Youtube: @diyansetyaji
Facebook: @diyansetyaji
Tiktok: @diyansetyaji