TARI KREASI FLS3N 2025_Adinda Lestari & Care She Siti Malliungan
Автор: UPTD SMAN1LARIANG
Загружено: 2025-06-22
Просмотров: 252
Judul Tari: “Simmagassing Wake’ Sawi’ ” (Sekuat Akar Sawit)
Tema Tari: “Peran Pemuda dalam Melestarikan Warisan Leluhur Sebagai Ekspresi Seni, Inspirasi Negeri”
Sinopsis Tarian:
Di sebuah Desa kecil yang damai di wilayah Kabupaten Pasangkayu, hiduplah seorang ibu dan anak perempuannya yang sederhana. Sejak kepergian sang ayah, mereka berdua hidup rukun dan tentram dengan mengelola kebun sawit warisan keluarga. Tanah itu menjadi sumber penghidupan dan lambang cinta sang ayah kepada keluarga yang ditinggalkannya. Yang dimulai dari Gerakan kayang sebagai simbol kekuatan fisik sebagai anak petani sawit , sang ibu yang duduk diatas properti kayu pertanda kedamaian dan gerakan yang lembut dan melankolis, menggambarkan kehidupan ibu dan anak yang bahagia.
Setiap hari, ibu dan anak itu bekerja bersama di kebun sawit dengan penuh kesabaran dan syukur. Meskipun hidup sederhana, mereka merasa cukup dan Bahagia dengan melakukan Gerakan yang menjadi lebih dinamis dan ekspresif, menggambarkan perjuangan ibu dan anak dalam merawat dan menjaga lahan sawit mereka
Dilanjutkan dengan Ibu dan anak melakukan gerakan yang menunjukkan kerja keras, seperti gerakan memotong sawit, memikul beban, menombak/loding buah sawit, memanen sawit dengan cara di jolok sawitnya
Namun, kedamaian mereka terusik ketika datang sekelompok investor asing dari Cina yang mencoba membeli lahan sawit mereka. Mereka menjanjikan kehidupan yang lebih sejahtera dan mewah. Salah satu dari mereka bahkan mendekati sang anak perempuan, berpura-pura ingin mempersuntingnya demi mendekati keluarganya. Melalui Gerakan yang menjadi lebih agresif dan mengancam, menggambarkan kedatangan investor asing yang berniat buruk merebut lahan sawit. Ibu dan anak melakukan gerakan yang menunjukkan ketakutan dan kekhawatiran, seperti gerakan mundur, menghindar, dan lain-lain.
Awalnya sang ibu hampir tergoda oleh janji manis itu, tapi sang anak, yang mulai curiga, menyelidiki niat sebenarnya. Ia akhirnya mengetahui bahwa tujuan mereka bukan untuk membangun, melainkan merampas tanah rakyat untuk keuntungan pribadi. Gerakan yang menjadi lebih intens dan dramatis, menggambarkan konflik antara ibu dan anak karena anak tidak ingin dinikahi oleh investor asing, Ibu sudah kemakan ucapan dan janji investor. Dengan Gerakan Ibu dan anak yang menunjukkan perbedaan pendapat, seperti gerakan menolak, memalingkan muka, berteriak didalam pohon sawit sambil melihat disekeliling dengan ketakutan dengan harapan antara janji dan pengorbanan sang ibu dan Gerakan memainkan properti kayu sebagai penolakan atas janji sang investor asing untuk dinikahi.
Dengan tekad kuat, sang anak meyakinkan ibunya untuk menolak tawaran itu dan tetap mempertahankan tanah warisan ayah mereka. ibu dan anak Kembali membaik dan melakukan Gerakan yang menjadi lebih kuat dan percaya diri, menggambarkan perjuangan ibu dan anak dalam menghadapi masalah dari luar. Ibu dan anak melakukan gerakan yang menunjukkan kekuatan dan keteguhan, seperti gerakan mengangkat tangan, mengangkat kaki, melipat badan dan berdiri bersusun,Tarik menarik tangan dan menggendong anak
Meski sederhana, mereka memilih hidup dengan harga diri dan kehormatan, menjaga warisan leluhur demi masa depan yang lebih jujur dan berkelanjutan. Gerakan yang menunjukkan kebahagiaan dan kemenangan menggambarkan bahwa lahan sawit tetap menjadi milik mereka. Dengan Gerakan Memangku anak dan keluar dri pohon sawit dengan Gerakan membawa buah sawit dan sang anak melakukan Gerakan split sebagai simbol kekuatan dan kesejahteraan
Deskripsi penggunaan Properti :
1. Properti Kayu Silang (mobil pemuat sawit, Angkong/Lori,dan sebagai Jembatan atau rintangan dari setiap masalah yang dihadapi)
2. Pohon Sawit ( alat bantu untuk mengekspresikan emosi dan memperjelas identitas penari sabgai anak petani sawit melalui gerak yang dibentuk oleh penari)
3. Instrumen musik: (perkusi, bass, keyboard, kenong, kulintang, gitar, suling, rinci’ dan keke) alat musik perkusi keyboard, kenong, kulintang, keke, disertai bunyi seruling menggambarkan kegiatan semangat bekerja keras, alat musik rinci’ bersamaan alat musik perkusi mengiringi isi kalimat do’a
a. “Utarimai paccowammu Puang, Mo innawassa mawe’inna tatta’ tori’ Usa’barang”,
Artinya:“kuterima semua cobaanmu ya Tuhan, seberat apapun aku akan tetap sabar”.
b. “Parallui tau menjari Toriwoyanna dipa’banuatta’, jappangngi sawi’ta’ sawa’ pappewengang to mindiolota’. jappangngi, jagai, ana’lambi’ Generasitta’. Artinya: Pentingnya kita menjadi tuan rumah ditanah kita sendiri rawatlah sawit karena itu adalah warisan leluhur, rawatlah, jagailah, kelak sampai kegenerasi yang akan dating.”
c. “Mua’ uingarang bomi kappung pembolongatta’ uwai mata ti’di’ tandiolo’ta, uwai mata ti’di’ tandiolo’ta”. Artinya: Ketika kuingat kembali kampung halaman, tidak terasa airmataku menetes, tidak terasa airmataku menetes”.
4. Kostum Penari (baju adat mandar kreasi)
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: